Ketika semua santri berhamburan dari
masjid namun kumasih duduk bersila dengan khusuk di dalam masjid, pagi ini ku
tak ada jadwal beternak ayam, kebetulan hari ini giliran Rahman yang mengawasi
para ayam-ayam,ku keluar melewati mulut pintu kulihat semua santri membagi
tugas ada yang menyapu dihalaman pondok , masjid, ada pula yang menyapu didepan
halaman Kiayi
Kumasih bingung akan kemana langkah
kakiku melangkah, mau cuci baju belum ada sisa detergen di pondok, mataku
mengamati setiap sandal yang ada di depan masjid, dengan kaki telanjang
ternyata tak satupun pasan sandal ku terlihat, mau tidak mau kuberjalan
mengitari pondok, hampir setengah jam ku berjalan kesana-kemari ternyata Andi
datag dengan akting pura-puratidak tau apa-apa
“ma’af mas,tidak izin “ ajarnya sambil
tersenyum tipis
Tidak apalah ku biarkan andi pergi ,
kopiah dengan baju koko+sarung terlihat seperti UJ alias ustadz jaka saja
penampilan ku paga ini, kaki terus melangkah
akhirnya sampai juga di tempat yang ku senangi.
Melihat hampara sawah yang menghijau
membuat ku mengingat cerita cintaku dengan Khadijah seorang gadis yang berparas
lembut yang membuatku terpikat saat pertama kali ku memelihatnya, sejak ku diangkat menjadi khodim di pesantren kujadi jarang
bertemu dengannya, masipun ku belum resmi menjadi separuh jiwanya tapi ku sudah
memberi rambu-rambu tentang perasaan ku padanya dan sepertinya dia merspond
dengan hati yang terbuka dan semoga Allah meneruskan keinginanku yang
insaallah bulan depan ku akan
memahrominya
Ku tersenyum bila mengingat gadis itu,
dan hampir satu jam ku terdiam sendiri di tepi sawah angin sepoi-sepoi menembus
sela-sela rambutku
“mas Khafidz, mas dipanggil Kiayi”
suara yang sering menyapaku terdengar dari belakangku
“dimana...?” tanyaku pada imron
“ya di dhalem lah mas... moso’ di
kandang ayam toh mas...”
Dalam batinku bertanya tak biasanya
ada perlu seperti ini, dari pada terus menerus mematung disini lebih baik
kupergi menemui Kiayi nanti bisa buat kiayi kelaamaan menunggu ,gak enak juga
bikin kiayi menunggu, kupun pergi dengan seribu pertanyaan yang ada dalam benak
ku, langkah ku mulai terhenti ketika ku melihat pak kiayi sedang membaca muhaf
al-Quran, walauku berada di dekat kiayi
Namun batinku selalu tentang khadijah
“Assalamualaikum....” ucapku pada
kiayi yang kedua penglihatannya terus menelusuri mushaf Al-quran yang di
genggam nya
“Wa’alaikum salam warohmatullahi
wabarokatu, hafidz, masuklah” sahut kiayi seraya mempersilahkan ku
duduk,kulangsung menciup tangannya yang begitu lembut, subhanallah ku bagai
seorang santri yang baru kembali.
“ khafidz anakku, mungkin ini hal yang
sangat membuatmu bingung tapi, ku lakukan semua ini untuk masa depan pesantren
ini” suara kiayi lirih menyapa gendang telingaku biasalah kiayi sudah sepu, ku
tetap menundukkan pandanganku
“khafidz ku punya satu permintaan
padamu”ku tetap terdiam tanpa suara kuhanya menatap kosong jemari-jemariku yang
ku lipat diatas pahaku
“ kuingin mengangkatmu menjadi
menantuku” Rabbany ucapan kiayi membuat tubuhku gemetar leherku seakan tercekal
“ tuhan.... apa yang harus hamba jawab , hatiku berbisik kecil untuk menolaknya
tapi iu sangatlah tidak mungkin, ku tak tau harus jawab apa, apa ku terima saja,
tapi kutak ingin menyakiti khadijah ku
sudah terlanjur berjanji padanya, kutak bisa menjawab pertanyan kiayi, ku harus
bagai mana ini
“ ku tak ingin memaksamu ku hanya
ingin kau tau saja , semuanya terserah kau saja” suara kiayi kembali munyambut
denyut nadiku yang sempat terhenti , ku tau kiayi pasti sudah memikirkannya
matang-matang tapi kubenar tidak ingin
mengecewakan orang yang telah percaya padaku
“ jika kamu takutorang tuamu tak
mengizinkannyaaku sudah memberi tahukan pada kedua orang tuamu dan mereka
setuju, jadi semua tergantung kamu “ tak sepatah katapun yang terlontar dari
mulutku kiayi sudah banyak membuatku bingung, setahuku kiayi kiayi tidak pernah
terlihat bersama seorang gadis, bagaimana jika nanti tak seperti yang ku
harapkan ....
“saya...,terserah kiayi saja ‘ spontan
suaraku keluartanpa ada persiapan
“alhamdulilah.....,kalau begitu secepatnya
kami akan melaksanakan acara pernikahanmu dengan putriku,aku dan keluargamu dan
mereka bilang terserah adaku “ jantungku semakin tak karuan berdebar sangat
kencang,fikiranku juga melayang entah mencandaiku, fikirku secepat itukah
berita tentang pertunangkanku dengan putri kiayi tersebar! Ah... biarlah semoga
saja khadijah tidak tau tentang hal ini, tapi rasanya mustahil jika satu
pesantren tidak tau tentang hal ini.
“mas, ada risalah “ ucap salah satu
santri dari balakang ku
“dari siapa.?” Kusedikit berekspresi
tidak memgerti, tapi santri itu hanya mengangkat kedua bahunya dan berlalu
pergi dari hadapanku, dengan tiba-tiba jantungku mulai tak karuan tanpa sadar
fikiranku teringat pada khadijah, kini hanya ada aku dan rasa takutku berharap
kertas yang kinu ada dalam genggamanku bukan dari khadijah
Sungguh ku tak ingin membuat khadijah kecewa
karna ku sangat mencintainya, khadijah adalah cinta pertamaku dan dia juga yang
harus menemani ku disetiap hembus nafasku, perlahan ku membukanya
Assalamualaikum
wr wb
April/05/2012
Cinta, semoga
mengabadikan kita dalam pertemuan “mas khafidz” saya sudah mendengar berita
tentang pertunangan mas dengan putri kiayi, maafkan aku bila kedatangan kertas
ini hanya kan menusik ketenangan mas dalam mempersiapkan acara pernikahan
mas,ku hanya ingin mengucapkan selamat meski ada sedikit rasa kecewa karna ku mendengar
hal ini dari orang lain bukan dari mas, tapi namun seperti apapun rasa kecewaku
tak ada hak bagiku mencegagah keputusan yang mas ambil,walau terasa pilu hati ini menemani perjalanan hiduptapi ku
percaya mas bisa menjaga putri kiayi
Mas..., cinta memang tak harus
memiliki, tapi mas bagian dari hidupku , semoga pernikahan mas langgang abadi
selamanya dan semoga kebahagian senantiasa menyelimuti hati mas dan putri
kiayi, salam terakhirku jagalah putri kiayi dengan baik
Khadijah
Tauhan... maafkan aku , ku tau
perasaan khadijah dia pasti sangat kecewatapi sungguh tak ada niat
sedikitpunyang ter besit dalam hatiku tuk menghianatinya “ khadijah semoga kau
mendapatkan yang lebih dari pada aku “
@ @
@
Hari muai menjadi sejarah dalam hidupku namun
semua tentang khadijah masih saja bersemi lembut dalam hati ku sejak ku
mendapat surat yang sangat singkat itu ku sudah tak lagi melihatnya entah
kemana dia menghilang teman akrabnya pernah mengatakan padaku bahwa khadijah
ikut pak le’ nya ke malioboro, besok adalah acara pernikahan ku, benarkah
seperti ini rasanyamenjadi seorang yang akan bertemu dengan permaisuri tanpa
rupa dan nama
Kini tiba acara brsejarah dalam
hidupku menatap asa depan bersama yang tak k tau siapa yang kutau hanyalah dia
adalah putri kiayi, semua orang mulai berdatangan untuk menyaksikan acara
pernikahanku pak penghulu juga terlihat telah siap , acara pernikahanku
dilaksanakan di pesantren yang akan jadi rumahku
Subhanallah microfon sudah ada di
depanku bibirku mulai bergetar dengan lafadz basmalah dan ....
“
“sah”
“sah.....”seru semua saksi yang hadi
dalam acara pernikahanku
“alhamdulillah....”
Do’a barokahpun dibacakan kiayi semua
orang yang hadir mengamininya dan mungkin juga
istriku, sekarang gelar ku bukan lagi jomblo
kini malam mulai
bernyanyi tentang keindahan jagad raya pada jiwa-jiwa yang sudah memasuki lelah
kutep berada didalam masjid ku tak bergeming sedikitpun sesekali mataku
terpejam tidak bisa membayangkan bagaimana kisah ku selanjutnya,sholat isya’
telah berlalu semua tamu undangan yang hadir sudah pulang semua yang tersisa
hanya tinggal para santri yang membereskan kursi-kursi yang sudah kosong
“mas khafidz
kenapa masih disini toh “ andi tiba-tiba menghapirikudengn guyonannya yang
mendebarkan jantungku
“ kok masih
bengong toh mas kasian neng khalifah menunggu” lanjutnya
“andi buat mas
terkejut tau”
“sory deh....
habisnya dari tadi aku liatin muram.....
terus harusnya mas tuh seneng jadi menantu kiayi jarang-jarang lho...orang bisa
dapat nasib se beruntung mas, aku saja yang bermimpi bisa bersanding dengan
neng khalifah di pelaminan semuanya tinggal mimpi”
“adni.... andi
makanya kalo mimpi jangan tinggi-tinggi “
“jere sopo mas,
ga’ oleh mimpi tinggi-tinggi justru semuanya dimulai dari mimpi” ucap andi dengan
logat khas jawanya, kuhanya tersenyum mendengar andi berkata demikian
“ya udahlah mas
andi pamit dulu “ lantas andi berlalu dari hadapanku ,
Ku kembali termenung sendiri dalam batinku
bertanya benarkah khalifah menungguku lima menit telah belalu sejak andi berlal
dari hadapanku tiba-tiba kiayi datang
dan menyambut keteganganku ,ku langsung meraih tanganmertuaku itu
“temuilah istrimu anak ku” ucapan kiayi menguatkanku , setelah kiayi
cukup jauh dari hadapanku , ku langsung menuju dhalem disana nyiayi yang
merupakan ibu mertuaku menyanbut dengan hangat kupun langsung mencium tangan
nya dan beliau menunjukkan kamar istriku, kumelangkah serasa berada di atas
angin, kakiku berhenti didepan pintu kamar dengan warna cet biru muda
“tok...tok” itulah suara pintu yang ku
ketuk beberapa kali ku ketuk namun tak
ada jawaban ku buka perlahan kamar
istriku namun ku tak temui siapapun di ruangan itu, ku menduduki sebuah kasur
empuk yang berwarna merah muda dengan taburan kelopak-kelopak bunga mawar merah
mewangian yang sangat khas untuk pengantin baru menusuk tulang belulangku
Ku tercengang ketika melihat seorang
bidadari cantik keluar dari kamar mandi diapun melangkah menuju tempat yang sama dan berhenti di
depanku wangi aroma yasmine merasuk
penciuman kesadaranku, bibir indahnya tersenyum lembut menuju mataku, tatapan
matanya menggetarkan jantungku ku
tersulap oleh keindahannya, ku tak dapat melukis keindahan bidadari yang saat
ini berdiri dihadapanku , kutidak tau kata,kalimat apa yang harus ku ucapkan
pertama kali untuk ta’arufku dengannya
“kenapa kanda menatapku seperti itu
“suara lembut bidadari di depanku menyadarkan lamunanku tentang ke indahannya,
kusempat terperangah ketika mendengar dia memanggilku dengan sebutan kanda
“ti..tidak ku hanya berfikir benarkah
kamu istriku” ku tak tau apa ucapan ku menyakitinya karna tidak ada persiapan
apa-apa jadinya jawab sekenanya
“ iya ini aku istri kanda,khalifah”
“Aku tau” ucapku padanya dia hanya
tersenyum mendengarku kikuk dan salah tingkah di depannya dia benar telah
menyulapku.
“ aku ambil wudhu’ dulu” acapku
padanya
“terserah kanda saja”
Ku langsung
menuju kamar mandi yang memang tersedia di kamar itu, setelah berwhudu’
kulangsung mengajaknya sholat dua rakaat
untuk menyucikan diri dari godaan syetan , selesai sholat ku menghadap ke arah
istriku, ku lihat air matanya membasahi kedua pipinya ku jadi tak bisa menghentikan tanganku untuk
menghapuskan air matanya diapun memegang tanganku
“kanda
berjanjilah selamanya kanda kan menyayangiku “
“a....a...kanda
janji insya Allah kanda akan menyayangi dinda” diapun tersenyum dan mencium
tanganku ku meletakkan tangan kananku diatas ubun-ubunnya dan membacakan do’a
barokah seperti yang dilakukan Rasulullah pada istri beliau, setelah selesai,
kulangsung bangkitdan beranjak memegang gagang pintu
“kanda mau
kemana” tanya bidadari itu menghentikan tanganku
“kembali ke
pesantren” jawabku singkat
“ Maksud kanda”
“ya, kembali
kepondok” khalifah menghampiriku yang hendak membukapintu kamarnya
“apa mas tega
meninggalkan ku sendiri”
“ ya...Allah
kenapa hamba bisa lupa” bisik batinku, akhirnya ku urungkan niatku untuk
kembali ke asramaku, mewangian semerbak bunga yasmin yang terus bertebaran
membuatku semakin gelisah, khalifah melepaskan mukenahnya, kutidur di
sampingnya tapi rasa takut terus menggerogoti fikiranku, segalanya membuatku
terus terbangun, menyia-nyiakan seorang bidadari sepertinya memang sangat bodoh
tapi batinku berkata ku tak ingin menyentuhnya karna dalam hatiku masih terukir
indah tentang khadijah, Selama bulan bersama bintang selama itu mataku tak merasakan kantukmungkin
karna tidak terbiasa tidur satu ranjang dengan seorang wanita
@ @
@
Sudah satu bulan
ku menikah dengan khalifah tapi ku enggan menyentuh rindu khalifah, malah yang
kurasa saat terlelap hanya kalifah yang menyentuh tanganku, dosa besar yang ku
lakukan membiarkan khalifah kesepian,hingga di suatu pagi saat sinar matahari menyulap dunia, khalifah
menghampiriku
“ kanda... boleh
khalifah bicara sesuatu....khalifah....”belumsempat khalifah mengatakannya ku
sudah menghentikannya
“cukup, aku sudah
tau apa yang ingin kamu katakan, kamu ingin bertanya mengapa aku tak pernah
menyentuhmu”
“iya kanda..”
ucapnya layu dengan tangan yang terus bekerja melipat mukenahnya, ku terdiam
melihatnya redup ada rasa salah yang sangat besar selalu hadir dalam hatiku
“maafkan aku
dinda, aku tidak bisa”
“kenapa kanda,
apa aku begitu hina, hingga kanda merasa jijik menyentuhku,ingat kanda aku ini
istri kanda” lagi-lagi muatiara cair bening jatuh dari kelopak matanya
“ tapi aku benar
tidak bisa”
“ alasannya....”
suaranya begitu peraw terdengar di telingaku
“tidak, aku tidak
ingin mengatakannya, aku takut menyakitimu”
“tidak kanda,
kanda akan lebih menyakitiku jika kanda terus seperti ini” desaknya
Akhirnya ku coba
memberanikan diriku tukmenjawab semua kesedihannya
“dulu sebelum
kujadi suamimu ku sudah berjanjiuntuk melamarny,tapi niatku tidak sampai karna
kiayi lebih dulu melamarku untukmu “ ku menjelaskannya panjang lebar pada
khalifah tanginyapun pecah di kesipian ruangan yang ku tempati
“seperti itukah
kanda...”tanya khalifah sambil mengusap air matanya
Ya.. allah ku
benar menganiaya bidadari ini dengan menjatuhkan kristal-kristal sucinya
“ maafkan aku
dinda”
“ tidak kanda,
akulah yang salah merusak kebahagiaan kanda, apa kanda begitu mencintainya,
jika iya dinda rela kanda madu jika gadis itu mau bersa dianta kita, dinda
ikhlas kanda asal kanda bisa bahagia, dinda ikhlas mas” ucapnya dengan wajah
terrunduk
“ tidak dinda,
tidak, kanda tidak akan pernah menyakiti dind, kanda janji, kannda kan berusaha
mencintai dinda” ucapku meyakininya dia meraih tanganku dan menciumya
Sejak saat itu ku
merasa ada kehidupan baru dalam diriku, ku biarkan masa laluku pergi dan
tersenyum beersama bidadari yang Allah titipkan untukku yang selalu sabar
menghadapiku, begitu cepat bayang-bayang khadijah pergi dari hatikudan tumbuh
benih indah yang selamanya bersemayam dalam hatiku, yang kan selamanya bersama
khalifah sang bidadari syurga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar