Minggu, 13 Mei 2012

REMBULAN DI PANGKUAN KU

REMBULAN DI PANGKUAN KU


Ketika semua santri berhamburan dari masjid namun kumasih duduk bersila dengan khusuk di dalam masjid, pagi ini ku tak ada jadwal beternak ayam, kebetulan hari ini giliran Rahman yang mengawasi para ayam-ayam,ku keluar melewati mulut pintu kulihat semua santri membagi tugas ada yang menyapu dihalaman pondok , masjid, ada pula yang menyapu didepan halaman Kiayi
Kumasih bingung akan kemana langkah kakiku melangkah, mau cuci baju belum ada sisa detergen di pondok, mataku mengamati setiap sandal yang ada di depan masjid, dengan kaki telanjang ternyata tak satupun pasan sandal ku terlihat, mau tidak mau kuberjalan mengitari pondok, hampir setengah jam ku berjalan kesana-kemari ternyata Andi datag dengan akting pura-puratidak tau apa-apa
“ma’af mas,tidak izin “ ajarnya sambil tersenyum tipis
Tidak apalah ku biarkan andi pergi , kopiah dengan baju koko+sarung terlihat seperti UJ alias ustadz jaka saja penampilan ku paga ini, kaki terus melangkah  akhirnya sampai juga di tempat yang ku senangi.
Melihat hampara sawah yang menghijau membuat ku mengingat cerita cintaku dengan Khadijah seorang gadis yang berparas lembut yang membuatku terpikat saat pertama kali ku memelihatnya, sejak ku diangkat  menjadi khodim di pesantren kujadi jarang bertemu dengannya, masipun ku belum resmi menjadi separuh jiwanya tapi ku sudah memberi rambu-rambu tentang perasaan ku padanya dan sepertinya dia merspond dengan hati yang terbuka dan semoga Allah meneruskan keinginanku yang insaallah  bulan depan ku akan memahrominya
Ku tersenyum bila mengingat gadis itu, dan hampir satu jam ku terdiam sendiri di tepi sawah angin sepoi-sepoi menembus sela-sela rambutku
“mas Khafidz, mas dipanggil Kiayi” suara yang sering menyapaku terdengar dari belakangku
“dimana...?” tanyaku pada imron
“ya di dhalem lah mas... moso’ di kandang ayam toh mas...”
Dalam batinku bertanya tak biasanya ada perlu seperti ini, dari pada terus menerus mematung disini lebih baik kupergi menemui Kiayi nanti bisa buat kiayi kelaamaan menunggu ,gak enak juga bikin kiayi menunggu, kupun pergi dengan seribu pertanyaan yang ada dalam benak ku, langkah ku mulai terhenti ketika ku melihat pak kiayi sedang membaca muhaf al-Quran, walauku berada di dekat kiayi 
Namun batinku selalu tentang khadijah
“Assalamualaikum....” ucapku pada kiayi yang kedua penglihatannya terus menelusuri mushaf Al-quran yang di genggam nya
“Wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatu, hafidz, masuklah” sahut kiayi seraya mempersilahkan ku duduk,kulangsung menciup tangannya yang begitu lembut, subhanallah ku bagai seorang santri yang baru kembali.
“ khafidz anakku, mungkin ini hal yang sangat membuatmu bingung tapi, ku lakukan semua ini untuk masa depan pesantren ini” suara kiayi lirih menyapa gendang telingaku biasalah kiayi sudah sepu, ku tetap menundukkan pandanganku
“khafidz ku punya satu permintaan padamu”ku tetap terdiam tanpa suara kuhanya menatap kosong jemari-jemariku yang ku lipat diatas pahaku
“ kuingin mengangkatmu menjadi menantuku” Rabbany ucapan kiayi membuat tubuhku gemetar leherku seakan tercekal “ tuhan.... apa yang harus hamba jawab , hatiku berbisik kecil untuk menolaknya tapi iu sangatlah tidak mungkin, ku tak tau harus jawab apa, apa ku terima saja, tapi kutak ingin menyakiti khadijah  ku sudah terlanjur berjanji padanya, kutak bisa menjawab pertanyan kiayi, ku harus bagai mana ini
“ ku tak ingin memaksamu ku hanya ingin kau tau saja , semuanya terserah kau saja” suara kiayi kembali munyambut denyut nadiku yang sempat terhenti , ku tau kiayi pasti sudah memikirkannya matang-matang  tapi kubenar tidak ingin mengecewakan orang yang telah percaya padaku
“ jika kamu takutorang tuamu tak mengizinkannyaaku sudah memberi tahukan pada kedua orang tuamu dan mereka setuju, jadi semua tergantung kamu “ tak sepatah katapun yang terlontar dari mulutku kiayi sudah banyak membuatku bingung, setahuku kiayi kiayi tidak pernah terlihat bersama seorang gadis, bagaimana jika nanti tak seperti yang ku harapkan ....
“saya...,terserah kiayi saja ‘ spontan suaraku keluartanpa ada persiapan
 “alhamdulilah.....,kalau begitu secepatnya kami akan melaksanakan acara pernikahanmu dengan putriku,aku dan keluargamu dan mereka bilang terserah adaku “ jantungku semakin tak karuan berdebar sangat kencang,fikiranku juga melayang entah mencandaiku, fikirku secepat itukah berita tentang pertunangkanku dengan putri kiayi tersebar! Ah... biarlah semoga saja khadijah tidak tau tentang hal ini, tapi rasanya mustahil jika satu pesantren tidak tau tentang hal ini.
“mas, ada risalah “ ucap salah satu santri dari balakang ku
“dari siapa.?” Kusedikit berekspresi tidak memgerti, tapi santri itu hanya mengangkat kedua bahunya dan berlalu pergi dari hadapanku, dengan tiba-tiba jantungku mulai tak karuan tanpa sadar fikiranku teringat pada khadijah, kini hanya ada aku dan rasa takutku berharap kertas yang kinu ada dalam genggamanku bukan dari khadijah
Sungguh ku tak ingin membuat khadijah kecewa karna ku sangat mencintainya, khadijah adalah cinta pertamaku dan dia juga yang harus menemani ku disetiap hembus nafasku, perlahan ku membukanya

Assalamualaikum wr wb
April/05/2012
Cinta, semoga mengabadikan kita dalam pertemuan “mas khafidz” saya sudah mendengar berita tentang pertunangan mas dengan putri kiayi, maafkan aku bila kedatangan kertas ini hanya kan menusik ketenangan mas dalam mempersiapkan acara pernikahan mas,ku hanya ingin mengucapkan selamat meski ada sedikit rasa kecewa karna ku mendengar hal ini dari orang lain bukan dari mas, tapi namun seperti apapun rasa kecewaku tak ada hak bagiku mencegagah keputusan yang mas ambil,walau terasa pilu  hati ini menemani perjalanan hiduptapi ku percaya mas bisa menjaga putri kiayi
Mas..., cinta memang tak harus memiliki, tapi mas bagian dari hidupku , semoga pernikahan mas langgang abadi selamanya dan semoga kebahagian senantiasa menyelimuti hati mas dan putri kiayi, salam terakhirku jagalah putri kiayi dengan baik

          Khadijah
Tauhan... maafkan aku , ku tau perasaan khadijah dia pasti sangat kecewatapi sungguh tak ada niat sedikitpunyang ter besit dalam hatiku tuk menghianatinya “ khadijah semoga kau mendapatkan yang lebih dari pada aku “
@      @     @
 Hari muai menjadi sejarah dalam hidupku namun semua tentang khadijah masih saja bersemi lembut dalam hati ku sejak ku mendapat surat yang sangat singkat itu ku sudah tak lagi melihatnya entah kemana dia menghilang teman akrabnya pernah mengatakan padaku bahwa khadijah ikut pak le’ nya ke malioboro, besok adalah acara pernikahan ku, benarkah seperti ini rasanyamenjadi seorang yang akan bertemu dengan permaisuri tanpa rupa dan nama
Kini tiba acara brsejarah dalam hidupku menatap asa depan bersama yang tak k tau siapa yang kutau hanyalah dia adalah putri kiayi, semua orang mulai berdatangan untuk menyaksikan acara pernikahanku pak penghulu juga terlihat telah siap , acara pernikahanku dilaksanakan di pesantren yang akan jadi rumahku
Subhanallah microfon sudah ada di depanku bibirku mulai bergetar dengan lafadz basmalah dan ....



“sah”
“sah.....”seru semua saksi yang hadi dalam acara pernikahanku
“alhamdulillah....”
Do’a barokahpun dibacakan kiayi semua orang yang hadir mengamininya dan mungkin juga  istriku, sekarang gelar ku bukan lagi jomblo
kini malam mulai bernyanyi tentang keindahan jagad raya pada jiwa-jiwa yang sudah memasuki lelah kutep berada didalam masjid ku tak bergeming sedikitpun sesekali mataku terpejam tidak bisa membayangkan bagaimana kisah ku selanjutnya,sholat isya’ telah berlalu semua tamu undangan yang hadir sudah pulang semua yang tersisa hanya tinggal para santri yang membereskan kursi-kursi yang sudah kosong
“mas khafidz kenapa masih disini toh “ andi tiba-tiba menghapirikudengn guyonannya yang mendebarkan jantungku
“ kok masih bengong toh mas kasian neng khalifah menunggu” lanjutnya
“andi buat mas terkejut tau”
“sory deh.... habisnya dari tadi aku liatin  muram..... terus harusnya mas tuh seneng jadi menantu kiayi jarang-jarang lho...orang bisa dapat nasib se beruntung mas, aku saja yang bermimpi bisa bersanding dengan neng khalifah di pelaminan semuanya tinggal mimpi”
“adni.... andi makanya kalo mimpi jangan tinggi-tinggi “
“jere sopo mas, ga’ oleh mimpi tinggi-tinggi justru semuanya dimulai dari mimpi” ucap andi dengan logat khas jawanya, kuhanya tersenyum mendengar andi berkata demikian
“ya udahlah mas andi pamit dulu “ lantas andi berlalu dari hadapanku , 
 Ku kembali termenung sendiri dalam batinku bertanya benarkah khalifah menungguku lima menit telah belalu sejak andi berlal dari hadapanku tiba-tiba kiayi datang  dan menyambut keteganganku ,ku langsung meraih tanganmertuaku itu
“temuilah istrimu anak ku”  ucapan kiayi menguatkanku , setelah kiayi cukup jauh dari hadapanku , ku langsung menuju dhalem disana nyiayi yang merupakan ibu mertuaku menyanbut dengan hangat kupun langsung mencium tangan nya dan beliau menunjukkan kamar istriku, kumelangkah serasa berada di atas angin, kakiku berhenti didepan pintu kamar dengan warna cet biru muda
“tok...tok” itulah suara pintu yang ku ketuk  beberapa kali ku ketuk namun tak ada jawaban  ku buka perlahan kamar istriku namun ku tak temui siapapun di ruangan itu, ku menduduki sebuah kasur empuk yang berwarna merah muda dengan taburan kelopak-kelopak bunga mawar merah mewangian yang sangat khas untuk pengantin baru menusuk tulang belulangku
Ku tercengang ketika melihat seorang bidadari cantik keluar dari kamar mandi diapun melangkah  menuju tempat yang sama dan berhenti di depanku  wangi aroma yasmine merasuk penciuman kesadaranku, bibir indahnya tersenyum lembut menuju mataku, tatapan matanya menggetarkan jantungku  ku tersulap oleh keindahannya, ku tak dapat melukis keindahan bidadari yang saat ini berdiri dihadapanku , kutidak tau kata,kalimat apa yang harus ku ucapkan pertama kali untuk ta’arufku dengannya  
“kenapa kanda menatapku seperti itu “suara lembut bidadari di depanku menyadarkan lamunanku tentang ke indahannya, kusempat terperangah ketika mendengar dia memanggilku dengan sebutan kanda
“ti..tidak ku hanya berfikir benarkah kamu istriku” ku tak tau apa ucapan ku menyakitinya karna tidak ada persiapan apa-apa jadinya jawab sekenanya
“ iya ini aku istri kanda,khalifah”
“Aku tau” ucapku padanya dia hanya tersenyum mendengarku kikuk dan salah tingkah di depannya dia benar telah menyulapku.
“ aku ambil wudhu’ dulu” acapku padanya
“terserah kanda saja”
Ku langsung menuju kamar mandi yang memang tersedia di kamar itu, setelah berwhudu’ kulangsung mengajaknya  sholat dua rakaat untuk menyucikan diri dari godaan syetan , selesai sholat ku menghadap ke arah istriku, ku lihat air matanya membasahi kedua pipinya  ku jadi tak bisa menghentikan tanganku untuk menghapuskan air matanya diapun memegang tanganku
“kanda berjanjilah selamanya kanda kan menyayangiku “
“a....a...kanda janji insya Allah kanda akan menyayangi dinda” diapun tersenyum dan mencium tanganku ku meletakkan tangan kananku diatas ubun-ubunnya dan membacakan do’a barokah seperti yang dilakukan Rasulullah pada istri beliau, setelah selesai, kulangsung bangkitdan beranjak memegang gagang pintu
“kanda mau kemana” tanya bidadari itu menghentikan tanganku
“kembali ke pesantren” jawabku singkat
“ Maksud kanda”
“ya, kembali kepondok” khalifah menghampiriku yang hendak membukapintu kamarnya
“apa mas tega meninggalkan ku sendiri”
“ ya...Allah kenapa hamba bisa lupa” bisik batinku, akhirnya ku urungkan niatku untuk kembali ke asramaku, mewangian semerbak bunga yasmin yang terus bertebaran membuatku semakin gelisah, khalifah melepaskan mukenahnya, kutidur di sampingnya tapi rasa takut terus menggerogoti fikiranku, segalanya membuatku terus terbangun, menyia-nyiakan seorang bidadari sepertinya memang sangat bodoh tapi batinku berkata ku tak ingin menyentuhnya karna dalam hatiku masih terukir indah tentang khadijah, Selama bulan bersama bintang  selama itu mataku tak merasakan kantukmungkin karna tidak terbiasa tidur satu ranjang dengan seorang wanita
@    @    @
Sudah satu bulan ku menikah dengan khalifah tapi ku enggan menyentuh rindu khalifah, malah yang kurasa saat terlelap hanya kalifah yang menyentuh tanganku, dosa besar yang ku lakukan membiarkan khalifah kesepian,hingga di suatu pagi  saat sinar matahari menyulap dunia, khalifah menghampiriku
“ kanda... boleh khalifah bicara sesuatu....khalifah....”belumsempat khalifah mengatakannya ku sudah menghentikannya
“cukup, aku sudah tau apa yang ingin kamu katakan, kamu ingin bertanya mengapa aku tak pernah menyentuhmu”
“iya kanda..” ucapnya layu dengan tangan yang terus bekerja melipat mukenahnya, ku terdiam melihatnya redup ada rasa salah yang sangat besar selalu hadir dalam hatiku
“maafkan aku dinda, aku tidak bisa”
“kenapa kanda, apa aku begitu hina, hingga kanda merasa jijik menyentuhku,ingat kanda aku ini istri kanda” lagi-lagi muatiara cair bening jatuh dari kelopak matanya
“ tapi aku benar tidak bisa”
“ alasannya....” suaranya begitu peraw terdengar di telingaku
“tidak, aku tidak ingin mengatakannya, aku takut menyakitimu”
“tidak kanda, kanda akan lebih menyakitiku jika kanda terus seperti ini” desaknya
Akhirnya ku coba memberanikan diriku tukmenjawab semua kesedihannya
“dulu sebelum kujadi suamimu ku sudah berjanjiuntuk melamarny,tapi niatku tidak sampai karna kiayi lebih dulu melamarku untukmu “ ku menjelaskannya panjang lebar pada khalifah tanginyapun pecah di kesipian ruangan yang ku tempati
“seperti itukah kanda...”tanya khalifah sambil mengusap air matanya
Ya.. allah ku benar menganiaya bidadari ini dengan menjatuhkan kristal-kristal sucinya
“ maafkan aku dinda”
“ tidak kanda, akulah yang salah merusak kebahagiaan kanda, apa kanda begitu mencintainya, jika iya dinda rela kanda madu jika gadis itu mau bersa dianta kita, dinda ikhlas kanda asal kanda bisa bahagia, dinda ikhlas mas” ucapnya dengan wajah terrunduk
“ tidak dinda, tidak, kanda tidak akan pernah menyakiti dind, kanda janji, kannda kan berusaha mencintai dinda” ucapku meyakininya dia meraih tanganku dan menciumya
Sejak saat itu ku merasa ada kehidupan baru dalam diriku, ku biarkan masa laluku pergi dan tersenyum beersama bidadari yang Allah titipkan untukku yang selalu sabar menghadapiku, begitu cepat bayang-bayang khadijah pergi dari hatikudan tumbuh benih indah yang selamanya bersemayam dalam hatiku, yang kan selamanya bersama khalifah sang bidadari syurga






 by Nurul iklimah MTs Unggulan KLS VII AL-FALAH
                                                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar